Senin, 05 Desember 2011

bros rajut

Tiap kali melihat benang di internet, rasanya pengen banget nyoba belanja online. Tapi kok ada rasa khawatir, bukan karena nggak percaya sama penjualnya. Ini lebih dikhawatirkan kalau benang yang dipesan ternyata tidak seperti yang dimaksud. Ya warnanya, ya jenisnya. Memang kalau tidak melihat sendiri barangnya kok ya nggak puas. Sekarang ada teman yang menjual, bisa milih-milih benang sesuai kebutuhan. Mau bikin pernak-pernik, syal, poncho, baju, tinggal kerumahnya. Harganya juga nggak mahal, sesuailah..., benang katunnya yang kubeli nggak jauh beda sama yang dibelanjain adik. Moga aja dalam waktu dekat ini harganya nggak melonjak naik karena permintaan benang melonjak. Berharap hukum permintaan nggak diberlakukan, hehehe...
Ini dia hasil rajutan benang-benang yang terbeli dari teman dan nitip adik, jadilah bros bunga cantik















Kamis, 09 Juni 2011

iya, bisa

Ada satu tawaran menarik saat kami sedang semangat-semangatnya belajar membuat corn craft. Kami ditawari mengisi stand bazaar di acara HUT PWP Pusat (Jakarta) bulan Maret. Sanggup tidak ya? Saat kuungkapkan ke sahabat-sahabatku tentang tawaran ini, mereka menyambut senang, kami lalu berkumpul dan membicarakan mau membuat apa dan mau dikemas seperti apa. Silahkan semua membuat sesuai keinginan dan kesanggupan. Akhirnya saat ketemuan lagi untuk mengumpulkan hasil karya, ternyata berbagai bentuk dapat dihasilkan. Ada gantungan kunci, mainan penghias kulkas bermagnet, tempat lilin, hiasan meja, sampai rangkaian bunga. Tak sangka, dalam waktu yang tak banyak kami mampu mengumpulkan lebih dari seratus bentuk.

Tawaranpun berdatangan meminta kami untuk mengisi acara arisan kantor maupun RT. Kami praktek membuat corn craft, sementara ibu-ibu mengikuti bagaimana kami membentuk. Sisa barang bazaar di PWP Pusat Jakarta kami tawarkan. Alhamdulillah, tiap mengisi acara selalu saja ada yang membeli dan lama-lama kami kehabisan stok.

Lalu datang lagi tawaran, apa mau mengisi pameran di acara HUT PWP ke 11 bulan Juni. Kami tak lagi punya stok untuk dijual. Kami hanya punya barang-barang pajangan koleksi. Itupun jumlahnya tak banyak. Terpaksa lembur untuk melengkapi, barangkali saja ada yang bisa dijual. Dan inilah hasil karyaku kali ini.




Senin, 25 April 2011

Sulit bukan berarti tidak bisa melakukan (coba aja)

Satu keinginanku waktu itu, kapan ya aku bisa membuat rajutan cantik seperti yang di buku ini? Buku knitting yang kupinjam dari perpustakaan PWP. Gambar hasil rajutannya yang cantik, menarik, dan pasti susah sekali membuatnya karena melihat rajutannya yang ruwet. Meski ada panduan bagaimana membuatnya, tapi hanya dasarnya saja dan hanya satu jalan. Sedang gambar yang ditampilhan ada syal dengan pola atau alur-alur bermotif, ada topi dengan lobang-lobang, ada sweater dengan berbagai motif diberbagai bagian lengan, kerah, dan badannya. Hmm, menarik sekali.

Sekali waktu, saat main kerumah kakak. Aku melihat ada jarum knitting. Wauw ! ini boleh dipinjam nggak ya? Maju mundur mau meminjamnya, karena aku nggak tahu seberapa berharganya jarum knitting ini buat kakak iparku dan apa akan dipakai dalam waktu dekat ini. Tapi akhirnya jarum knitting ini pindah juga ketanganku, kupinjam maksudnya.

Mulailah aku meronce satu per satu kaitan dengan jari ke satu jarum mengikuti petunjuk di buku yang kupinjam. Saat membalik baris untuk membuat kaitan selanjutnya di jarum satunya, waduh susahnya mengaitkan benang ke lobang. Berbagai posisi jarum kucoba supaya benang bisa terkait. Tobaat.. tobat..! susah sekali, nggak bisa masuk-masuk. Model jarum yang lurus-lurus saja membuat benar-benar susah mengaitnya, nggak seperti jarum haken yang ujungnya ada kaitannya. Belom lagi nariknya kekencengan, jadi masukin jarum ke lobang benangnya butuh perjuangan. Tapi untungnya waktu itu mataku masih awas, masih bisa melihat jelas tanpa kaca mata untuk melihat dekat. Alhamdulillah.

Perjuangan panjang dan melelahkan. Haiyah! Ono-ono wae! Akhirnya satu rajutanku berhasil kubuat, walau hanya selembar dan ukurannya 20 kali 20 centi dan benangnya benang woll murahan yang satu gulungnya Cuma 1000 rupiah. Ah, lumayan... bisa juga akhirnya, meski belum sesuai harapan karena yang dilihat di buku modelnya cantik-cantik.

Waktu berlalu, jarum knitting harus dikembalikan dan kegiatan rajut-merajut knittingpun berhenti. Jadi hanya sekali membuat dan hanya satu bentuk, tak ada karya lainnya selama bertahun-tahun. Dan aku kembali menekuni rajutan crochetku, rajutan yang kupelajari waktu SD. Lumayan, hasilnya bisa berupa beberapa taplak meja, beberapa selimut, penutup kursi dan taplak-taplak kecil.

Kembali keinginan membuat knitting muncul lagi saat melihat gambar rajutan knitting cantik di internet. Lalu kupesan jarum knitting ke adik iparku sekalian membelikan benangnya. Memulai lagi bagaimana membuat kaitan pertamanya. Wueh ! ternyata kok lupa caranya. Terpaksa membuka tutorial di youtube mempelajari lagi langkah demi langkahnya.

Baris pertama telah berhasil terkait di jarum, mulailah mengaitkan benang untuk baris kedua, ketiga. Masih kaku, kadang kaitan tahu-tahu bisa terlalu kencang, sehingga untuk menusuknya jadi terlalu sulit. Kalau tak hati-hati bisa terlepas kaitan dan ini yang membuat bingung, mana yang harus dikait. Jalan satu-satunya ya dibongkar lagi, mengulang dari awal lagi.

Tapi setelah beberapa kali membuat, akhirnya lancar juga membuatnya, meski untuk membuat motif-motifnya tetap masih memakai panduan, dibuku dan internet. Sekarang yang jadi mimpiku adalah membuat baju. Kira-kira bisa terwujud tidak ya?

Senin, 28 Maret 2011

corn craftku 5 - 28 Maret 2011

Masih dengan adonan yang terdahulu, yaitu tepung maizena, lem putih, minyak goreng dan sedikit air. Dengan ketekunan dan mencoba terus menerus, akhirnya sebuah karya yang diinginkan bisa terbentuk sesuai harapan. Waktu pertama kali membuat mawar, kok begitu sulit membentuknya, kelopaknya tak mewakili kelopak mawar. Terlalu tebal, pecah-pecah dan rangkaiannya juga tak beraturan, sehingga tak mirip mawar babar blas. Tapi... setelah beberapa kali mencoba akhirnya jadi juga mawarku. Bisa senyum lebar bibirku, dan yang lebih menyenangkan lagi setelah tahu teknik membuat kelopak yang cantik.. ternyata mudah saja merangkainya. Yah, mencoba.. mencoba dan mencoba lagi dan jangan putus asa, itu inti dari setiap karya yang ingin kita hasilkan.





Selasa, 01 Maret 2011

figure corncraftku

Membuat Figure concraft? gak kebayang tadinya. Mau mulai dari mananya ya yang dibentuk, pasti susah sekali dan pasti butuh ketelitian supaya bener-bener mirip aslinya. Membuat satu figure saja bisa berkali-kali bongkar pasang. Kadang begini, sudah terbentuk badannya dengan bagus, tapi saat kemudian memasang kepalanya jadi kacau, yah.. akhirnya dibongkar lagi... dilumat lagi, dibentuk lagi. Ini terpaksa dilakukan karena hasilnya tidak sesuai harapan. Tapi dengan mencoba lagi dan mencoba lagi akhirnya satu bentuk bisa dibuat.
Intinya adalah mau mencoba dan telaten saja.










Kamis, 24 Februari 2011

nyuba bikin garnis

Saat ada di kantor PWP untuk satu kegiatan, sekelebat di ruang lain yaitu ruang kewanitaa, terlihat dari pintu kacanya yang terbuka dan lampunya dinyalakan. Sedang ada kegiatan juga rupanya. Sepertinya menarik nih kegiatan siang ini di ruang kewanitaan. Kata mbak Atun, karyawati yang membantuku menyelesaikan kerjaan surat-menyurat, di kantor sebelah sedang membuat garnis. Wow! bisa ikutan belajar donk, gratis gitu lhoh! Akupun segera beranjak ke ruang sebelah. Disana telah ada beberapa ibu sedang asik duduk mengelilingi meja sambil memotong-motong sayuran. Setelah kudekati, lebih jelas lagi aktivitasnya, dimeja tergeletak beberapa sayuran, ada wortel, timun, kubis, tomat dan apalagi ya, lupa! perkakas juga tergeletak dimeja, beberapa bentuk dan ukuran pisau runcing yang tajam dan telenan. Tapi katanya yang penting ada pisau runcing dan tajam aja udah cukup. Aih, sederhana sekali ya peralatannya, cuma pisau runcing dan tajam.

"Ikutan belajar ya!" kataku, tapi tanganku sudah ikutan memegang pisau dan sayatan wortel tipis.

"Ayo mbak En, dicoba aja mau model apa, ada contohnya kok"

Wah, senang juga ya, ngumpul-ngumpul bermanfaat, dapat pelajaran menarik dan gratis. Kucoba membuat satu bentuk, tapi sebenarnya lebih banyak mengamati saja, karena pisau dan sayatan wortel malah kumain-mainkan. Apalagi setelah itu mbak Atun dari kantor datang dan memberi setumpuk kerjaan lagi. Ah, terpaksa meninggalkan kelas garnis yang mengasikkan, hehehe.. mengasikkan untuk dilihat, karena aku hanya main-main saja.

Beberapa hari kemudian, timbul keinginan membuat garnis di rumah, ada apa ya di kulkas? Ah, lumayan ada wortel, timun, daun bawang... coba ah bikin sendiri. dan inilah garnisku...




koleksi baru corncraft.eni