



Kemudian dengan benang wol pula sempat kubuat selimut, kalau ini sudah agak lumayan motifnya, tidak lagi berupa tiang-tiang dan pinggirannya juga sudah ada gelombangnya. Dan ternyata selimut ini bisa juga terpakai agak lama. Tapi susahnya kalau sudah dicuci dan yang mencuci ngawur, benangnya kadang-kadang putus dan jadi terburai rajutannya. Memang harus extra hati-hati merawatnya.
Lama-lama setelah mengenal beberapa tusukan, mulailah kubuat juga taplak-taplak kecil dari benang wol dan benang nilon. Kubuat beberapa bentuk, ada bulat, persegi dan oval. Sebenarnya
taplak meja makan punya teman itu dari benang katun, tapi untuk mendapatkannya aku kesulitan.
Pernah mendapatkan dalam bentuk gulungan kecil, tapi setelah kurajut ternyata banyak sekali bercak-bercak kecoklatan. Kupaksakan juga menyelesaikan rajutan, tapi setelah selesai tidak enak juga untuk memajangnya karena tidak bersih.


Kemudian aku mendapatkan kesempatan belajar membuat tas rajut yang dasarnya memakai ram-ram plastik. Selesai satu tas, kuhadiahkan ke kakak iparku. kemudian aku berniat
membuat satu tas lagi, tapi aku sudah tidak punya
benang. Alhasil ketika seorang menawarkan jasa untuk mencarikan benang, aku mengiyakan. Tapi setelah benang datang, ternyata salah ukuran, kekecilan. Kupaksa juga merajut diatas ramnya. Tapi dasar tidak sesuai ukuran, mau diakali juga tidak bagus. Kalau kukencangkan, kelihatan kain ramnya. Kalau kulonggarkan, jadinya kedodoran, tidak rapi. Akhirnya malas juga menyelesaikannya, sampai sekarangpun belum selesai-selesai. Padahal aku pesan beberapa warna dan dalam jumlah besar. Apa yang bisa kubuat dari benang yang salah ukuran ini ya? Pikirku waktu itu, kalau tidak dipakai jelas mubadzir, jadi harus bisa dimanfaatkan.



Kucoba membuat taplak meja makan saja, hasilnya pasti lumayan nanti. Benar juga, setelah memakan waktu yang lumayan lama, lebih dari dua bulan, akhirnya jadi juga
sebuah taplak meja bundar ukuran delapan kursi yang menghabiskan benang lebih dari 2 kilo. Syukurlah bisa juga kuselesaikan.


Masih penasaran dengan benang katun, dimana aku harus membelinya. Kok ya gayung bersambut. Seorang teman yang katanya ibunya biasa membuat rajutan dari benang katun menawarkan jasa membelikan benang katun dalam betuk kiloan. Nanti kalau mau pakai harus menggulung sendiri. karena yakin benangnya tidak salah, maka langsung saja kusetujui karena aku sudah pengin sekali membuat taplak meja makan rajutan dari benang katun, yang kata teman kalau beli jadi juga mahal. Lumayanlah kalau seandainya bisa bikin sendiri dan motifnya juga suka-suka sendiri.


bagus sekali buu, inspiring banget.Thank you
BalasHapusIbu, sangat inspiratif. Saya baru mau mulai merajut taplak meja. Cuma, bingung, berapa kg benang katun yang dibutuhkan untuk meja makan 6 kursi. Mohon informasinya. Terima kasih
BalasHapus