Selasa, 21 Juli 2009

Jarum-jarumku menari

Yes ! Akhirnya jadi juga hiasan dinding yang sangat menyita waktu ini, plong rasanya. Meski butuh berbulan-bulan untuk menyelesaikan satu hiasan "Kristik" ukuran 40 x 40 cm, tapi kalau sudah menyelesaikan satu gambar, ternyata dan pasti timbul lagi keinginan untuk membuat yang lainya. Terbukti, sudah ada beberapa yang kubuat dan terpajang di rumah ibu, juga rumahku. Kristik yang baru saja kuselesaikan, gambar "panda", pilihan anak-anak waktu ke toko peralatan jahit.
Kenapa baru sekarang kepikiran mau ngucapin terimakasih sama teman yang sudah mengajariku dengan sabar sampai bisa membuat begitu banyak kristik-kristik Sekarang sudah kehilangan jejaknya, maklumlah, sudah berpuluh tahun tidak berhubungan.
"Titik Kus Ariyani", nama salah satu teman karibku waktu itu. Sekitar tahun '77, kami sama-sama kelas lima SD. Cantik, kurus, rambutnya keriting. Jarak rumahku dan rumahnya sekitar 200 m. Hari itu, kebetulan sekali, pas main kerumahnya, dia sedang membuat kristik diatas kain yang sudah berpola untuk pakaian bayi. Dia jalani kegiatannya selain sebagai hobby juga sebagai pekerjaan untuk mengisi waktu luangnya. Mungkin pemikiran orang-tuanya waktu itu, dari-pada anaknya main keluar rumah, mending dicarikan kegiatan positif dan juga menguntungkan. Kulihat ada bertumpuk kain telah menanti untuk dibuat hiasan dari tangannya. Dengan mengamati jari-jarinya yang cekatan, lama-lama aku jadi tertarik juga ingin mencoba.
Kutunggu dia menyelesaikan satu hiasan. Kuambil satu kain yang bertumpuk itu, masih kosong, belum ada hiasan apa-apa, dia juga mengambil satu. Kusamakan benang yang akan dibuatnya. Lalu langkah-demi langkah tusukan jarum kusamakan dengan langkahnya. Agak kaku juga memulainya. Harus menghitung tepat tusukan supaya tidak terlewat atau kebanyakan. Walaupun agak lama, akhirnya kuselesaikan juga satu hiasan di kain berpola itu. Dan sepertinya aku ketagihan. Kuambil lagi kain dan mulai kukerjakan tusukan-tusukan kristik. Kuselesaikan lagi satu hiasan. Akhirnya jariku mulai luwes mengerjakannya.
Sepulang dari rumah teman, kuceritakan pada ibu apa yang baru saja kukerjakan dan kuceritakan juga kalau aku sudah bisa membuat hiasan kristik. Ibu terlihat senang dan beberapa hari kemudian ibu mengajakku ke toko peralatan jahit dan membelikanku satu plastik atau satu set, yang didalamnya ada kain kristik, jarum, benang, dan gambar kristik. Ibu sengaja memilihkan gambar yang sederhana dan ukurannya kecil.
Kalau kuingat kristik pertama yang akan kubuat waktu itu untuk hiasan rumah adalah kalimat "Bismillaahirrahmaanirrahiim" dalam huruf arab. Agak lama juga untuk menyelesaikannya. Yang paling membosankan ketika harus menyelesaikan "ngeblok" dengan satu warna. Rasanya semakin lama saja selesainya. Tapi akhirnya selesai juga hiasan kristiknya. Lega dan puas rasanya bisa membuat hiasan dinding sendiri. Bapak kemudian membawanya ketempat pembuatan pigura. Berhari-hari kutunggu jadinya, penasaran bagaimana nanti hasilnya setelah dipigura dan diberi kaca. Akhirnya waktunya mengambil hiasan kristik yang sudah dipigura. Senang sekali rasanya setelah melihat hasilnya. Bapak kemudian menggantungkannya di ruang makan. Hiasan kristik pertamaku yang kubuat sendiri.
Beberapa tante kemudian minta dibuatkan juga. Namanya juga lagi senang-senangnya membuat, dengan senang hati kubikinkan. Walaupun kegiatan ini akhirnya membuatku lebih banyak dirumah. Tapi tidak apa-apa, aku juga menikmatinya. Setelah itu, hiasan-hiasan kristik dengan gambar-gambar yang lebih rumit menurutku waktu itu, terus saja kukerjakan dan inilah salah satu kegiatan di waktu luangku. Kesenanganku.Waktu berlalu, mata rasanya sudah tidak seawas dulu ketika mengamati lubang-lubang kecil kain kristik, harus memakai kaca-mata. Ah, inilah kendalanya kalau harus membuat lagi.
"Titik" teman masa kecilku, teman mainku waktu SD. Walau mungkin terlambat, tak ada salahnya kuucapkan terima-kasih yang sebesar-besarnya sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar