Rabu, 19 Agustus 2009

sim-salabim

Kertas HVS yang sudah tidak terpakai lagi alias kertas bekas mulai kuseleksi, kalau-kalau satu sisinya masih kosong. Lumayan, masih bisa dipakai bikin catatan-catatan atau untuk belajar anak-anak kalau butuh coretan-coretan. Seperti biasanya, begitu dapet beberapa lembar, kertas HVS ini kusimpan dilaci masih dalam lembaran utuh dan kutumpuk begitu saja. Kalau pas butuh tinggal comot seperlunya. Cuma masalahnya sekarang, kalau anak-anak yang ngambil, suka berantakan, jadi kertas yang tadinya licin suka ada yang kelipat-lipat.

Gimana ya mengakalinya? Kupikir, kupotong jadi dua saja supaya ukurannya lebih kecil dan kubendel pakai penjepit kertas. Supaya anak-anak kalau ngambil bisa satu bendelan dan dilaci jadi tetep rapi. Benar juga, setelah beberapa waktu berlalu, susunannya masih rapi. Kini tinggal membuat supaya penampilannya jadi lebih menarik. Gimana ya?

Baru ingat kalau ternyata aku punya kertas gelombang warisan dari temen yang pindah rumah. Sepertinya bisa kumanfaatkan jadi sampulnya. Pasti lebih keren dan kelihatan lebih rapi. Jadi nggak malu makai didepan teman kalau makai kertas bekas. Lumayan, bisa berhemat. Kertas bekasku kini bisa ikut mejeng diacara rapat nih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar