Waktu liburan ke Ancol, kalau tidak salah saat itu dia duduk diklas 1 SD. Saat pulang melewati lobby, dia minta dibelikan mainan ikan hiu dari
plastik yang kalau ditekan akan mengeluarkan bunyi. Dan sesampainya di Hotel dia langsung menggambarnya dari berbagai sudut pandang, dari atas, samping, bawah. Sampai hal-hal kecil di mainan itu tidak terlewatkan. Komentar Omku saat mengamati beberapa gambarnya, dia berkomentar,
”Ini sih kalau di kantor dibilang gambar foto”
”Gimana to Om, kok dibilang gambar foto?”
”Maksudnya gini, apa yang dia gambar sesuai apa yang dia lihat, sak keci-kecilnya dia perhatikan, Ada beberapa tipe gambar mbak, ada karikatur, komik, poster dan masih banyak macamnya”
Aku yang tidak tahu soal gambar menggambar ya iya-iya saja. Yang jelas gambarnya makin lama makin bagus aja.
”Ini sih kalau di kantor dibilang gambar foto”
”Gimana to Om, kok dibilang gambar foto?”
”Maksudnya gini, apa yang dia gambar sesuai apa yang dia lihat, sak keci-kecilnya dia perhatikan, Ada beberapa tipe gambar mbak, ada karikatur, komik, poster dan masih banyak macamnya”
Aku yang tidak tahu soal gambar menggambar ya iya-iya saja. Yang jelas gambarnya makin lama makin bagus aja.
Masuk SMP, lukisannya tambah hebat. Sekarang tidak hanya melukis dengan pensil, spidol,
crayon, cat air, tapi sudah bisa memakai cat minyak. Beberapa kali kegiatan sekolah yang melibatkan dekorasi, pasti dia jadi langganan dipercaya untuk menggambar panggungnya.
Beberapa lukisannya sekarang jadi penghuni dinding di beberapa ruangan , menjadi kenang-kenangan kami darinya. Bila melihat lukisan-lukisannya, langsung saja terkenang akan jari-jarinya yang lincah menari-nari diatas kanvas. Aku yakin, sampai sekarangpun dia masih suka melukis. Cuma aku tak bisa menikmati dari dekat karena anakku sekarang sudah kuliah di Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar