Semua amal perbuatan harus kita tujukan pada Allah semata, janganlah mengharap balasan atau ucapan terima kasih dari orang lain. Karena... itu semua hanya akan membuat hati kita dilanda sedih, jengkel, marah, gelisah, gundah dan tidak tenang. Untuk itu carilah balasan hanya dari Allah, yaitu balasan pahala dan kebaikan.
Senin, 28 September 2009
Kerennya mobil pemadam kebakaran
ayuuukk... buat ketupat
Ketupat lebaran
Kapan ya menyusul ketupat-ketupat bentuk lain? Udah beli bukunya sih, cuma belum sempet nyoba aja, udah keburu nyiapin kue dan masakan buat lebaran. Kali ini masak opor ayam lengkap dan mie baso.
Selasa, 25 Agustus 2009
Aiiiihhhh... Alma..
Pekerjaan sekolah bungsuku kelas 6 SD, katanya sih mau bikin boneka. Nggak tahu mau bikin boneka apa. Secepatnya meluncurlah aku dan bungsuku ke toko peralatan jahit-menjahit mencari kebutuhannya sebelum malam datang. Biasa, besok pagi mau dibawa kesekolah. Kenapa.... nggak kemarin-kemarin nyari perlengkapan. Dan seperti biasanya juga "lupa". Haiyah.. !! kebiasaan.. Kami sibuk ditoko jahit untuk mencari bahan yg diperlukan.
"Bikin boneka apa sih dik besok ?"
"Nggak tahu..! pokoknya boneka..! dari kaos kaki dan kain flanel"
Lhaiiikk..!! dianya aja nggak jelas mau bikin apa, gimana mau nyari bahannya.. Kepikir aja kalau yg mau dibuat nanti boneka manusia, jadi warna bahan yang dipilih harus sesuai. Milih.. milih.. akhirnya terbelilah kaos kaki warna krem, maksud hati untuk menyamakan warna badannya dan kain flanel warna oranye dan ungu untuk membuat baju dan pernik-perniknya. Kemudian membeli kapas utk isi boneka dan kancing utk matanya.
"Mulutnya apa ya dik..?"
"Apa ya Ma.. ?"
"Yaaaaahhh... ganti nanya.. emang gurunya nggak bilang untuk mulutnya dibuat dari apa. Ya udah diakalin aja ya dibuat dari sulaman benang"
Tak ketinggalan beli juga kertas karton untuk membuat polanya. Padahal dirumah masih ada juga sisa-sisa kertas karton yang lalu.
Paginya dibawalah seperangkat perlengkapan prakarya ke sekolah utk dikerjakan. Katanya harus dikerjakan di sekolah. Hihihi... gurunya takut kalau dikerjain dirumah pasti emak-emak yang ngerjakan. Betul pak guru..!!
Siang hari jam pullang sekolah 13.30 sampailah bungsuku di rumah. Apa yang dikerjakannya siang ini? Ganti baju dan upacara lainnya, makan, sholat.. ee.. dia mulai ngerjakan prakaryanya. Pola yg sudah dibuat di sekolah dijahit tangan. Waktu kutanya apa yg sdg dibuatnya, dia jawab sedang ngerjakan badan dan kepala boneka. Kuamati menjahitnya, tangannya menusukkan jarum dengan hati-hati takut tertusuk jarinya. Kuamati juga bentuk yang dia buat. Belum jelas juga mau bikin apa. Saat kutanya jawabannya pokoknya kata pak guru disuruh bikin badan dan kepala. Lha iya... tapi badannya siapa? kepalanya siapa?
"Nggak tahu.. ya disuruhnya bikin kayak gini.."
Hampir selesai juga jahitannya, dan sebelum menutup penuh jahitan kaos kakinya dia isi dulu dgn kapas. Setelah disara cukup isinya barulah diselesaikan jahitannya. Ini butuh waktu berjam-jam, betah juga ya duduk berusaha menyelesaikan badan bonekanya. Kemudian dia simpan lagi katanya mau dilanjutkan disekolah. Berarti masih minggu depan selesainya, pikirku.
Hari yg sama dgn jadwal prakarya. Dia bawa lagi ke sekolah perlengkapan jahitnya utk meneruskan bersama teman-teman sekelasnya.
Jam yang sama pulang sekolah 13.30. Taraaa... dia tunjukkan hasilnya. Lha... Ternyata bikin pinguin. Wah salah warna dong. Kenapa nggak bikin dengan kaos kaki warna hitam dan kain flanel warna putih ya? yaaaachhh... wis kadung, mau gimana lagi..? ganti..?
Inilah karena instruksi guru yg gak jelas mau bikin apa, jadinya salah deh. Eiit..! atau anakku yg nggak mendengarkan ya ketika gurunya bilang mau bikin pinguin.
Tapi... lumayanlah, tanpa bantuanku dia bisa menyelesaikan prakaryanya.
Rabu, 19 Agustus 2009
sim-salabim
Jumat, 31 Juli 2009
lomba masak nasi goreng
Selasa, 21 Juli 2009
rajutan-rajutan menarik
Kemudian dengan benang wol pula sempat kubuat selimut, kalau ini sudah agak lumayan motifnya, tidak lagi berupa tiang-tiang dan pinggirannya juga sudah ada gelombangnya. Dan ternyata selimut ini bisa juga terpakai agak lama. Tapi susahnya kalau sudah dicuci dan yang mencuci ngawur, benangnya kadang-kadang putus dan jadi terburai rajutannya. Memang harus extra hati-hati merawatnya.
Jarum-jarumku menari
Jumat, 15 Mei 2009
Ketrampilan Dari Teman
Karena untuk gedebog pisang ini perlu dikeringkan dan membutuhkan waktu berhari-hari, maka Bahan-bahan ini sudah disediakan. Ibu-ibu yang ikut tinggal mengganti sejumlah rupiah. Ketika kursus, baru diterangkan bagaimana cara mengeringkan dan cara memisahkan lapisan gedebog bagian luar dan dalam. Memang rumit, kalau tidak hati-hati bisa hancur gedebog yang sudah kering itu. Juga untuk bahan-bahan dari Koran bekas, semua sudah disediakan.
Sesi pagi, yaitu merangkai bunga dan membuat aneka ketrampilan dari gedebog pisang yang sudah dikeringkan. Degebog pisang dan daun lontar kemudian diguntung sesuai pola yang diinginkan. Kemudian disolder untuk memberikan tekstur pada kelopak-kelopak yang sudah dibuat. Tinggal merangkainya di kawat dengan lem. Jadilah rangkaian bunga yang menarik.
Kemudian gedebog kering akan dipakai untuk melapisi karton yang sudah dibuat kotak untuk tempat tisu. Gedebog kemudian diberi lem dan siap ditempelkan ke karton. Penempelan ini harus hati-hati karena untuk dibagian lipatan biasanya gampang sobek. Jadi memang harus ekstra teliti dan hati-hati. Akhirnya jadi juga kotak tisu yang dilapisi gedebog pisang. Tinggal difernis atau di cat warna bening.
Sesi kedua, yaitu memanfaatkan Koran bekas. Pertama akan membuat kertas daur ulang. Pertama yang harus dilakukan adalah membuat bubur dari kertas koran. Dengan cara koran disobek-sobek kecil, direndam seharian, kemudian diblender. Seberapa halus yang diinginkan, lebih halus berarti harus berulang-ulang juga memblendernya. Koran yang sudah jadi bubur ini kemudian dicampur dengan lem, kemudian siap dicetak menjadi kertas daur ulang dengan cara menyaringnya menjadi lembaran. Setelah itu baru dijemur. Sayang waktu itu tidak ada panas matahari. Jadi harus dilanjutkan dirumah.
Selain itu, dari bubur koran ini bisa dibuat hiasan tempel yang ada magnitnya. Caranya bubur koran tadi disaring dan diperas supaya ketika dicampur lem bisa seperti adonan kue. Baru kemudian dicetak sesuai selera. Setelah dikeluarkan dari cetakan baru dijemur. Dan lagi-lagi karena tidak ada panas inipun juga jadi PR.
Ada ladi ketrampilan dari koran ini, yaitu membuat deco. Yaitu membuat lembaran koran menjadi sebuah buku tebal. Kira-kira setebal 2 sampai 3 cm. Dibuka bagian tengannya dan beberapa lembar dilubangi ditengah sesuai selera, mau dibentuk bulat, kotak hati, oval. Intinya nanti akan dibuat untuk menaruh foto. Lalu setiap lembarnya dari yang terluar dilem menjadi beberapa lembar agak tebal. Dari lembar yang agak tebal ini kemudian dilem lagi dan sisatukan dengan cara dibentuk gelembung. Ini dibuat di kedua sisi.
Setelah kering, siap dilakukan pengecatan. Pertama dipulaskan lem agak tebal supaya bisa memberikan efek guratan-guratan jika nanti dicat. Setelah kering baru dicat dengan menggunakan cat kayu. Selesailah membuat deco.
Yang terakhir adalah membuat aneka wadah dari koran bekas. Inipun sebenarnya sudah disiapkan bahannya, yaitu jalinan koran dengan cara mengepang seperti mengepang rambut. Pertama koran dipotong memanjang selebar penggaris atau sekitar 3 cm. Kemudian tiap tiga lembarnya dilipat dan kemudian dikepang. Beberapa bentuk telah dibuat dengan cara menjahit. Pekerjaan ini memang berat. Belum lagi yang karna tak bisa menembus koran malah jarinya yang tertusuk. Tapi dari bentuk yang dihasilkan bisa bermacam-macam. Bisa dibuat tas, tempat tisu, tempat permen dan lain lain. Jadilah sudah ketrampilan koran dengan dijahit.
Kemudian setelah pulang aku ingin membuat dengan cara lain. Dan yang lebih mudah dikerjakan. Kuakali saja dengan cara mengelem diatas kardus yang tak terpakai. Jadilah sekarang kotak-kotak tempat majalah, tempat CD. Dan sekarang barang-barang dirumah tidak berceceran lagi, karena sudah punya tempat-tempat yang menarik, dari koran bekas. Tanks friend.
Kamis, 14 Mei 2009
Hmmmm... lukisanmu..
”Ini sih kalau di kantor dibilang gambar foto”
”Gimana to Om, kok dibilang gambar foto?”
”Maksudnya gini, apa yang dia gambar sesuai apa yang dia lihat, sak keci-kecilnya dia perhatikan, Ada beberapa tipe gambar mbak, ada karikatur, komik, poster dan masih banyak macamnya”
Aku yang tidak tahu soal gambar menggambar ya iya-iya saja. Yang jelas gambarnya makin lama makin bagus aja.